Malang, kota penuh kenangan
Hari keempat belas Bulan dua Tahun dua puluh lima belas
Teruntuk yang terkasih,
Seorang Puan dan Seorang Tuan yang pertama dalam hidupku
Puan dan Tuan, surat ini ialah surat cinta pertama yang saya tujukan
kepada kalian. Mungkin kalian merasa heran, mengapa aku memberikan surat cinta untuk
kalian, bukan kepada sang pasangan. Saya hanya ingin memanfaatkan momen
penuh kasih sayang ini untuk sekedar menuturkan semua perasaan saya. Namun saya tidak cukup berani untuk langsung mengirimkannya
sampai di hadapan. Biarkan saya tuliskan apa yang saya rasakan dan biar semesta
yang menyampaikan apa yang selama ini terus tersimpan.
Puan dan Tuan, kalian tentu tahu bahwa saya bukan jenis orang yang
dengan mudahnya mampu lafalkan cinta di hadapan kalian meski hanya sebuah
bisikan. Seringnya lidah saya kelu bibir pun membeku. Akhirnya hanya bisu yang
mampu saya ramu. Meski begitu, saya yakin sepenuh-penuhnya bahwa Puan dan Tuan
bisa membaca saya bak buku yang terbuka. Saya percaya sebenar-benarnya bahwa
kalian paham akan cinta yang tak jarang kudustakan saya simpan meski
bukan sekali atau dua kali saya bersikap begitu menyebalkan. Semoga secarik
surat cinta ini mampu menyampaikan apa yang tidak mudah saya utarakan.
Kepada Puan,
engkau wanita berharga yang pernah saya punya. Kuatmu, lembutmu,
cintamu, marahmu, bahagia, dan sedihmu melebur satu dalam tubuh seorang ratu.
Kasihmu yang tak terhingga, tak pernah luntur meski hujan terus saja mengguyur
seiring dengan gemuruh Guntur. Sayangmu yang begitu tulus tak pernah terputus
dari setiap doa yang mengalun halus. Cintamu yang agam bak tebing di tepian
segara, tak kunjung pupus meski ombak terus menggerus. Bahkan semesta pun tahu,
tidak ada dan tidak akan pernah ada yang mampu menyamai cinta yang bersemayam
di hatimu. Terima kasih telah menjadi Puan pertama dalam hidup saya yang
mengajarkan bagaimana untuk berdiri tegar namun penuh dengan kelembutan. Terima
kasih atas kudapan dan santapan yang selalu memanjakan lidah kecil saya. Terima
kasih untuk sabar yang engkau hadirkan meski saya hantarkan tengkar. Terima
kasih untuk asih setiap saya sampaikan kesah. Dan maaf Puan. Maaf untuk
tetes-tetes air yang telah jatuh dari mata indahmu. Maaf untuk koar amarah yang
sempat keluar dari bibir ranummu. Maaf untuk sayatan luka yang membekas di hati
lembutmu. Saya mencintaimu Puan, setulus yang saya mampu.
Kepada Tuan,
Engkau pria terkuat dan tertampan yang pernah saya miliki. Gagahmu,
lemahmu, semangatmu, letihmu, senyummu, dan peluhmu begitu padu dalam tubuh
seorang raja. Bijaksanamu yang bulat penuh, tak pernah runtuh meski bulan
tinggal separuh. Kuatmu yang selalu kokoh, tak pernah roboh meski kadang Tuan
berjalan tergopoh-gopoh. Banggamu yang cegak bak pualam, tak kunjung surut
meski dunia mulai carut marut. Bahkan bumi dan langit pun paham, tidak ada dan
tidak akan pernah ada yang mampu menyamai kebanggaan yang terpahat dalam
hatimu. Terima kasih telah menjadi Tuan yang pertama dalam hidup saya yang
mengajarkan bagaimana untuk selalu kuat demi ikatan bernama keluarga. Terima
kasih atas perlindungan dan didikan yang kau tanamkan di tempurung kepala.
Terima kasih untuk senyum yang engkau berikan meski saya haturkan amarah.
Terima kasih untuk aman serta nyaman ketika saya membawa luka. Dan maaf, Tuan.
Maaf untuk pukulan yang pernah datang dari jemarimu. Maaf untuk sedih yang
sempat terpancar dari sepasang bola matamu. Maaf untuk tusukan perih yang
pernah mengiris hatimu. Saya menyayangimu Tuan, sebesar yang saya punya.
Kepada Puan dan juga Tuan pertama dalam hati saya,
Kalian ada anugerah terindah yang Tuhan berikan selama hidup saya.
Terima kasih untuk semua tawa, tangis, bahagia, serta semua rangkaian kisah
yang Puan dan Tuan hadirkan. Mungkin tak lama lagi sudah tiba masanya saya
melepas masa lajang. Doakan saya agar tegar, lembut, dan penuh cinta seperti
Puan juga kuat dan bijaksana seperti Tuan. Saya akan selalu menjadi gadis kecil
kalian, tak peduli seberapa tua usia saya sekarang. Dan maaf jika saya sampai
detik ini masih belum menjadi gadis kecil yang begitu berbakti pada Puan pun
Tuan. Saya mencintai kalian, sedalam hati saya.
Salam penuh cinta dan sayang,
Saya
Gadis kecil kalian yang masih berusaha membahagiakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar