Minggu, Februari 15, 2015

Sebuah Surat untuk Tuan

Teruntuk:
Tuan yang dimaksudkan di dalam sebuah surat usang

Salam kenal, Tuan. Saya tahu, Tuan pasti terperangah, terkejut, atau malah memandang heran dengan kedua alis yang saling bertaut. Ya sedikit banyak saya bisa membayangkan wajah Tuan ketika membaca surat ini. 

Kita memang tidak saling kenal Tuan. Tapi tenanglah, saya bukan seorang preman atau seorang penagih utang yang ingin memeras Tuan. Saya hanyalah seorang mahasiswa yang secara tidak sengaja menemukan selembar surat usang terselip di sela halaman buku yang saya pinjam di perpustakaan. Tidak ada nama atau pun alamat tujuan. Hanya sebuah surat dengan bahasa yang lugas nan indah, Tuan; sayang jika tidak terkirimkan dan tidak tersampaikan.

Namun, saya bingung Tuan, harus mengirimkannya ke mana. Maka dari itu, saya menghantarkannya melalui sebuah surat pengantar dengan lampiran surat usang yang akan dikirimkan oleh seorang kangpos cantik bernama @iitsibarani_. Semoga di mana pun Tuan berada, surat usang yang terlampir di sini dapat sampai di hadapan Tuan. Dan semoga Tuan tahu siapa yang mengirimkannya dan segera menghampiri dia yang setia menunggu Tuan.

Untuk Tuan yang di sana..
Tuan memang pernah pergi, namun sekarang Tuan telah kembali
Aku memang pernah tersakiti, namun kini kuingin memulai lagi
Sebuah kesalahan itu wajar, Tuan
karena tak ada manusia yang sempurna tanpa noda
Mungkin memang kesalahan itu tak akan pernah terlupakan karena bekasnya tetap singgah
Namun sudahlah..
Biarkan yang lalu menjadi masa lalu
jadikan bekas itu sebagai pemandu
untuk berusaha menjadi lebik baik
tiap hari, terus membaik
Lupakan semua tentang masa lalu itu
dan aku tak akan mengungkit kesalahan yang dulu
Mungkin memang ketakutan itu wajar, Tuan
hanya saja jangan gunakan ketakutan sebagai penghalang
majulah, berusaha untuk berubah
mengubah masa depan bersama.
Sudah kuberikan kesempatan kedua
dengan gelas yang tak lagi pecah
Jagalah...
Isilah dengan sesuatu yang indah
pun manis
sampai akhirnya habis
ruang kosong di gelas itu.
Mari Tuan, kita berjalan
membangun rumah yang kokoh
merajut kembali yang pernah terputus
menyusun cerita baru yang tak akan pupus
Mengusahakan yang terbaik jika ingin mendapat yang terbaik
Semoga Tuhan merestui dan memberkati jalan kita, Tuan 
Salam,
Aku yang menyayangimu

Demikianlah isi surat itu Tuan. Indah bukan? Saya harap perasaan dia yang mengirimkannya sampai pada hati Tuan. Sekian dari saya. Semoga Tuan dan dia memiliki akhir yang benar-benar bahagia.


Tertanda,
Penemu surat usang

p.s: jikalau surat ini telah sampai di hadapan Tuan, tolong kirimkan sebuah surat balasan. : )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar