Senin, Februari 07, 2011

Sebuah Kisah Sementara

dulu kau kembali
meski telah pergi berkali-kali
aku tersenyum, bahagia
karena kau akan tetap ada
kusangka ini untuk selamanya
namun ternyata kau hanya singgah
kembali mu hanyalah transit semata
sebelum akhirnya kau berpindah
aku menangis
air mataku menitik
sadar bahwa aku kan kehilangan
aku terbiasa melihat sosokmu
hingga tanpa sadar, aku mencarinya saat tak menemukannya
aku terluka
hatiku hampa
ingin ku genggam erat tangan itu
tak kubiarkan pergi tinggalkanku
namun semua telah berlalu
aku mungkin tak lagi di hatimu
bukan aku salahkan keadaan
bukan pula rasa yang pernah tinggal
pun Tuhan yang pertemukan kita
bukan aku menyesal terjebak dalam bahagia semu
bukan ku sesali pertemuan kita dulu
sesal itu hanya karena kita tak menyatu
ternyata aku memang bukan untukmu
sesal itu karena tak bertahan lama
tak penuhi harapan yang ada
tetap ku berterima kasih,
terima kasih sempat kembali
berikan memori yang akan selalu terpatri
kini..
ku harus relakan kau pergi
dan menata hatiku lagi..

Sebuah Cerita Sederhana

Berawal dari sebuah kisah berujung pada sebuah cinta
Inilah sebuah cerita sederhana akan sebuah cinta yang sederhana..
Pertemuan itu, bukan tidak sengaja
namun memang telah diatur sedemikian rupa.
Kau yang menginginkannya
pula mengaharapnya
Aku mungkin hanya seorang penggembira
dalam diamnya dunia
Aku hanyalah satu cahaya
dalam kelamnya asa
Mungkin tak pernah kau tahu, pun mengerti
Aku terhisap dalam angan sepi
melihatmu berusaha berdiri meski kakimu terasa letih
Terkadang ku terdiam sendiri
pikirkan dirimu yang berusaha tegar meski hatimu perih
Kau mungkin tak tahu, pun menyadari
kuingin kau berjalan sendiri, tanpa dirinya di hati
Namun satu hal yang ku tahu pasti
hal itu kan sulit terjadi
Tak boleh aku berharap sejak awal kita bertemu
Ya, kau telah katakan itu
Dan ya, aku tak mengharap apapun
Tak kubiarkan asaku melambung jauh
Tak kubiarkan inginku menyakiti dirimu
Pun tak kubiarkan secercah harapan itu membuatku jatuh
karena yang kuinginkan hanya satu
Kau terbang indah dengan sayapmu
meraih anganmu, bahagia dengan hidupmu
selalu...

Ke mana Aku yang Dulu

Saat lalu terasa mudah
Kini berpindah menjadi suram
Saat dulu tak merasa terluka
Kini berubah hilang asa
Ke mana aku yang dulu
mampu berdiri tegar di atas lembah sendu
Ke manakah diriku terdahulu
tak menitik meski sepi memburu
Kurindukan tepian hati
lindungi aku dari sakit ini
Kuinginkan pagar kalbu
jaga diriku untuk tak terjatuh
Memang rasa tak akan pernah tahu
Kapan senyum menjelma luka
Kapan tangis berganti haru
Kapan tawa mengisi tetesan air mata
Semua karena aku mencinta
Aku hanya inginkan diriku yang dahulu..

Terima Kasih Untuk Kembali

Kala itu kita bertemu, dalam sebuah ketidaksengajaan..
Bukan..mungkin memang telah disuratkan
Aku pun kamu saling menyapa
Kita saling mengenal..
Pun telah kita putuskan 'tuk berjalan
bersama, beriringan..
Ya, kita telah putuskan 'tuk menjadi "sahabat"
Kau ukirkan cerita dalam kisahku
Aku pun begitu..
Meski tak kau tinggalkan duniamu
Meski aku tetap dengan duniaku
Terlukiskan kisah kita menjadi satu
tanpa harus saling beradu
Terkadang kita berjalan sendiri
dalam dunia kita sendiri
Aku dengan duniaku yang sepi
Kau dalam duniamu dengan dia yang kau puji
Terkadang kau tinggalkan aku sendiri
demi dia yang kau ingini
Ya, aku mengerti...
Cukup mengerti untuk biarkanmu pergi
Aku berhenti..
menanti..
Kau tahu kisah tentangku
yang menunggu seseorang untuk mencintaiku
Kau berusaha pahami aku
Biarkanku menanti semau hatiku
Namun kau pun meragu
akankah seorang itu datang untukku..?
Aku ingat masa itu
Kau hentikan langkahmu
hentikan pencarianmu tentang sosok dirinya yang kau rindu
Kau datang padaku dengan seribu ucapanmu
Kata-katamu bangunkan aku
menampar dan sadarkan diriku
Kau katakan padaku,
"Untuk apa kau menunggu seseorang yang tak mungkin datang padamu?
Untuk apa kau buang waktumu mengharap seseorang yang mungkin tak mengharapkanmu?
Apa untuk menyakiti dirimu lagi? Untuk mencabik hatimu dan lukai perasaanmu?
Kau terlalu berharga untuk tenggelam dalam perih itu
Kau terlalu indah untuk mati dalam sepi yang membunuh"
Aku tersenyum, ucapku,
"Tapi pada akhirnya kau kembali bukan? Terima kasih telah kembali padaku."