Suara tawa itu selalu terngiang di telingaku. Senyumnya, bahkan garis bibirnya yang membentuk lengkungan menghias wajahnya pun masih kuingat dengan jelasnya. Namun saat ini, bukan dia yang selama ini ceria yang ketemui di hadapanku. Dia terlihat lelah, seolah memikul beban berat di pundaknya. Jarang aku menemuinya dalam keadaan seperti ini, jika bukan karena masalah yang teramat berat.
Pun benar adanya. Dia merasa begitu terbebani. Beban yang 'dengan sengaja' kutaruh di kedua bahunya. Beban yang 'dengan sengaja' aku buat semakin berat. Sedangkan Aku, aku yang mengaku mengertinya, justru semakin membingungkannya. Aku, yang mengaku menyayanginya, justru semakin menyakitinya.
Pantaskah aku meng-klaim diriku seperti itu? Masih pantaskah aku untuk berada di sampingnya, yang telah 'dengan sengaja' aku sakiti?
Mungkin orang menganggapku tak pantas, namun aku akan membuatnya pantas. Akan kujaga dia dan barang yang telah dengan senang hati dia berikan. Ya....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar