Minggu, Mei 27, 2012

Kalau Bukan Demi MTD

Mei selalu identik dengan salah satu event yang dinanti-nanti oleh banyak orang, khususnya mereka yang berdomisili di Malang. Acara ini dihelat setiap tahun sekali dan telah menjadi ikon kota Malang. Festival Malang Kembali atau yang lebih dikenal dengan istilah Malang Tempo Doeloe (MTD), merupakan acara yang sering ditunggu oleh banyak orang, warga Malang maupun luar Malang. Biasanya diadakan sekitar akhir Mei untuk memperingati HUT kota Malang. Festival ini unik karena mengusung tema Malang pada tahun-tahun lampau. Festival ini diadakan di sepanjang jalan Ijen, Malang. Banyak food-stalls and accessorie-stalls yang ada di sana ikut meramaikan festival ini. Di sini, kita akan menemui banyak hal termasuk barang dan makanan yang mampu mengingatkan kita akan nostalgi masa lalu. Tak jarang, kita akan menemukan mainan lawas yang mengingatkan tentang masa kecil kita, pun makanan tradisional yang sekarang sudah sangat sulit ditemukan.

Oke, sekian tentang general description of MTD-nya. Sekarang, cerita sesungguhnya ni. Kemarin, tepatnya 26 Mei 2012, aku diajak teman-teman ke MTD, ya sekedar jalan-jalan bareng lah karena kami udah semester akhir dan kemungkinan akan semakin sibuk sama urusan masing-masing. Lha ini mumpung masih bisa ngumpul bareng di hari libur dan bisa jalan-jalan bareng (meski tidak semua sanggup hadir) jadi ya udah, berangkatlah kami semua. Ada 10 orang yang sanggup hadir kemarin, aku, mas Bangun, Titi, Mas Nicko, Nizar, Agung, Fima, Ninuk, Nyndi, dan Rina. Rencananya sih, ngumpul jam 3, lebih tepatnya abis ashar. Tapi seperti yang sudah bisa ditebak karena mennjadi kebiasaan, semuanya baru ngumpul jam 4 dan baru bisa berangkat jam segitu.

Long story short, kami akhirnya tiba di MTD setelah jalan kaki dari kos-nya Rina (tempat ngumpul tadi) and we found out that this place was already full of people. What on earth was happening? Biasanya nih jam-jam segini masih bisa jalan dengan santainya, tapi sekarang udah penuh aja sama tubuh-tubuh orang yang berdesak-desakan. Oh, God. Sepertinya semua orang memiliki pemikiran yang sama, yaitu: pergi sore aja, masih bisa jalan santai soalnya masih lengang daripada malem gak bisa menikmati soalnya udah penuh banget. Dan akhirnya, jadilah seperti ini. Sore pun lokasi sepanjang jalan Ijen ini sudah dipenuhi manusia. *shocked*

Di MTD kami sih sempet cuci mata. Melihat banyak wisata kuliner dan barang-barang tradisional yang dijual. Kami juga sempat mencicipi beberapa kuliner tradisional asli Nusantara. Delicious. Bukan hanya itu, kegiatan wajib di sana selain wisata kuliner dan menghabiskan uang adalah *jeng jeng jeng jeng*.
Yup, you are totally right. What else to be done instead of taking so many pictures in that annual event??? Jadinya, kami rame berfoto-foto ria mengabadikan kebersamaan kala itu *ecieh bahasaku. Bukan hanya foto kami yang diabadikan oleh kameran mas Nicko, namun juga foto-foto aneh. You know what, some people stared at us and might think that we were are crazy. Not give a single damn.lol. :P

We were walking along the way and enjoying the every little thing there, then the time to pray was near. Akhirnya, pada ribut nyari tempat buat sembayang. And, do you know what our decision was? Kami pun mangkir dari area MTD ke Mall Olympic Garden (MOG) buat nyari tempat sembayang. I know that you feel shocked because you might not think about that crazy idea. Dan baliknya nih, kita masih harus jalan kaki lagi ke tempat awal karena kondisi sangat tidak memungkinkan untuk naik angkot, sedangkan motor kami semua diparkir di kos-nya Rina di Jl. Blitar. Jadi intinya, rute yang kami lalui kemarin mulai dari Jl. Semarang, Jl. Blitar, terus Jl. Pahlawan Trip, Jl. Ijen, ke arah MOG, balik lagi ke arah Perpus Kota, Jl. Merbabu sampai menembus Gereja Ijen, terus ke Jl. Pahlawan Trip, dan Jl. Blitar lagi. fiuh. What a long journey, indeed. Mungkin kalau kalian hanya membaca dari postingan ini, kalian tidak tahu pasti sejauh apa itu, jadi mungkin lebih baik, kalau kalian main ke Malang, Jawa Timur, cobalah menyusuri jalan-jalan itu sesuai rute yang aku sebutkan dan rasakan sendiri bagaimana serunya kalian berjalan kaki melewati jalan itu.

Mungkin kalian berpikir, demi apa aku mau berjalan sejauh itu? Yang ada hanya membuat kaki gempor dan badan linu-linu. Ya, ini yang aku rasakan sekarang. Jawabannya adalah: kalau bukan demi MTD (dan ngumpul sama teman-teman) mungkin I wouldn't do that.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar