Libur t'lah tiba, libur t'lah tiba..
Hore, hore hore, HORE!!!
*nyanyi*
Yup, bener banget, sekarang suasana liburan sudah begitu kental terasa. Banyak anak sekolah yang udah libur, bahkan ujian tes masuk SMP, SMA, maupun Perguruan Tinggi Negeri udah selesai dilaksanakan. Dengan begitu, udah jelas banget kalau jalan-jalan mulai semakin ramai gara-gara banyak sekali kendaraan (terutama yang berbodi besar) berlalu lalang di jalan. Begitu pula di kota ini. Setiap hari pasti ada rombongan bus pariwisata yang melintas demi mencapai kawasan rekreasi (padahal nggak setiap hari aku keluar rumah dan melihat keadaan di jalan raya :P)
Nggak mau kalah sama anak-anak sekolah yang lain, aku dan teman-teman juga pergi liburan (meski nggak jauh-jauh juga). Kami awalnya berencana ke Bali, tapi karena nggak begitu matang rencananya dan dasarnya lagi bokek juga kalau waktu liburan, maka rencana ke Bali dibatalkan. Akhirnya, bikin rencana lain lagi, yaitu pergi ke villa. Gaya banget kan. Iya kalau ke luar kota terus kita ke villa gitu, ini mah cuma di dalam kota aja. Maklum, di sini kan banyak wahana wisata sehingga villa pun banyak dijumpai di sekitar tempat wisata. *pamer*
Udah dicanangkan kalau kami akan bermalam di villa dan (hampir) semua orang setuju. Setelahnya bilang 'iya' untuk RSVP, okelah, kami mulai menyusun rencana.
1. Rafting? Gagal karena cuma beberapa orang yang minat rafting sebelum ke villa dan kendala ada pada dana.
2. Outbond? Nope! Kendala juga di dana. Dasar kantong lagi cekak tapi tetep pengen liburan.
3. Bakar jagung. Yup, approved!
jadi udah diputusin, di sana kami bakal bakar jagung, bakar roti, atau bakar apapun yang bisa dibakar (bakar villa-nya seru kali ya) *devilish grin*
Akhirnya, H-1. Kami udah siap-siap, ternyata beberapa anak diberitakan tidak sanggup hadir pada acara esok hari. "What??" I said. "Terancam gagal lagi nih," I added.
Secara, acaran kurang sehari, but then you got a message that some of those 'yes' people could not join it. Awalnya udah berasa putus asa, tapi ternyata, bisa diatasi dengan mencari pengganti untuk tetap berangkat ke villa.
Long story short, we went to Coban Randa in the morning. Beberapa hal lucu terjadi dan itu yang bakal membuat liburan ini quite unforgettable (dikit). After that, we went to the villa. Istirahat dulu sebelum akhirnya mutusin untuk beraktivitas lagi. Villa nya enak, ada fasilitas karaoke, halaman bagus, luas dan suasana yang sepi. Nice Place :D
Ini yang rada membuat aku nggak kecewa karena yang bisa ikut liburan ternyata cuma sedikit.
Anyway, that was quite enjoyable. Kumpul sama teman-teman, meski terkadang terasa sedikit bosan juga karena aktivitas masih kurang dipikir masak-masak.
Overall, acara ini lumayan buat refreshing dari kepenatan kota.
Another side, kemarin tiba-tiba pengen makan masakan Jepang dan akhirnya aku serta beberapa orang (cuma 3 orang) pergi ke salah satu fast food Japanese Restaurant yang menjual anek sushi. Akhirnya keturutan juga buat makan Japanese culinary. Abis itu, kami hunting foto meski cuma sebentar karena keburu malam. However, that was great :D
Ini cuma beberapa (satu atau dua doank sebenernya, tp biar keliatan banyak) kegiatan yang aku lakukan di liburan kali ini sembari tetap melakukan ritual 'mentengin nilai' di akhir semester.
Enjoy your holiday, folks!
Minggu, Juni 17, 2012
Kamis, Juni 07, 2012
Kaget dan Sepi
Hari ini, setelah berhasil aku lewati, entah kenapa terasa begitu sepi. Hmm, mulai jablay mellow lagi ini rasa-rasanya. Sebenernya sih nggak ada masalah apa-apa (atau justru karena nggak ada apa-apa itulah, jadinya terasa sepi ya?), hanya sedikit rasa kecewa yanng hinggap di tepian hati gara-gara melihat nilai semester yang cukup mengenaskan mengejutkan.
At the beginning, everything seems to be okay. Nothing is wrong until this morning when I saw that mark. Awalnya, aku sih mengira semuanya nggak bakal seburuk yang aku pikirkan. Mungkin seperti beberapa semester sebelumnya yang udah bisa aku lewati dengan tidak terlalu terluka gara-gara nilai yang tidak terjun bebas. Tapi nampaknya semester inisedikit berubah. Nilaiku akan berubah, ya, sudah bisa dipastikan.
Well, mungkin, nggak ada yang salah sama nilainya kalau memang tugas akhirku gagal aku tuntaskan dengan baik. Hanya saja, yang membuat aku cukup terkejut adalah ketika temanku (yang notabene terlihat sangat antusias dan serius di mata kuliah itu) memiliki nilai yang sama denganku. Wow, I thought. Entah mengapa, jadinya terasa sedikit aneh. Apa nilai ini benar-benar ada dasarnya? If yes, what are the bases to give such grade? Bisa dipertanggung-jawabkan kah? Ini jadi seolah memberikan impresi bahwa antusiasme dan keseriusan bukan lagi jaminan nilai bagus.
Hmm, yang awalnya kekecewaan itu nggak terlalu ada (karena awalnya ngerasa, "yaudah sih, terima aja. mungkin tugas akhirnya masih jelek.") tapi sekarang malah jadi merasacukup kecewa dengan nilai itu. Seolah, nilai itu jadi penentu atau penjelas kalau IP ku semester ini akan turun cukup drastis... :(
yah, semoga nggak buruk-buruk amat...
Another side, aku nampaknya sedikit merasa kesepian karena nggak ada yang menarik yang aku lakukan di liburan ini. Sebelumnya sih sekedar main ke tempat pacar, tapi berhubung dianya lagi sibuk skripsian dan juga kerja, yaudah deh akhirnya di rumah aja. Biar dia punya waktu buat dirinya sendiri dan buat istirahat.
Ya tadi cuma sempet merasa, "Gini ya kalau terbiasa bersama dan tiba-tiba harus mengubah jadwal. Rasanya ada yang sedikit hilang." Anyway, I'm okay now because I know that we have to make it through for him, for me, for both of us. Yeah, US :D
Jadinya, sekarang aku udah bisa menerima lah. Secara, semuanya demi masa depan yang insyaAllah akan lebih baik. Dan aku harus bisa mendukung dia, jadi kekuatannya, jadi orang yang ada dan bisa membantu di keadaan apapun. For it is the thing that I want, for us is going to live together (amen).
Aku hanya berharap dan berdoa kepada Tuhan, bahwa semua yang kami lalui ini adalah yang terbaik. Semua yang kami jalani adalah demi kebaikan kami. Semoga kami tetap diberikan kekuatan pun kesabaran untuk melaluinya dan pada akhirnya mampu mendapatkan hasil yang pantas.
Semangat meraih impian bagi kalian semua :*
At the beginning, everything seems to be okay. Nothing is wrong until this morning when I saw that mark. Awalnya, aku sih mengira semuanya nggak bakal seburuk yang aku pikirkan. Mungkin seperti beberapa semester sebelumnya yang udah bisa aku lewati dengan tidak terlalu terluka gara-gara nilai yang tidak terjun bebas. Tapi nampaknya semester ini
Well, mungkin, nggak ada yang salah sama nilainya kalau memang tugas akhirku gagal aku tuntaskan dengan baik. Hanya saja, yang membuat aku cukup terkejut adalah ketika temanku (yang notabene terlihat sangat antusias dan serius di mata kuliah itu) memiliki nilai yang sama denganku. Wow, I thought. Entah mengapa, jadinya terasa sedikit aneh. Apa nilai ini benar-benar ada dasarnya? If yes, what are the bases to give such grade? Bisa dipertanggung-jawabkan kah? Ini jadi seolah memberikan impresi bahwa antusiasme dan keseriusan bukan lagi jaminan nilai bagus.
Hmm, yang awalnya kekecewaan itu nggak terlalu ada (karena awalnya ngerasa, "yaudah sih, terima aja. mungkin tugas akhirnya masih jelek.") tapi sekarang malah jadi merasa
yah, semoga nggak buruk-buruk amat...
Another side, aku nampaknya sedikit merasa kesepian karena nggak ada yang menarik yang aku lakukan di liburan ini. Sebelumnya sih sekedar main ke tempat pacar, tapi berhubung dianya lagi sibuk skripsian dan juga kerja, yaudah deh akhirnya di rumah aja. Biar dia punya waktu buat dirinya sendiri dan buat istirahat.
Ya tadi cuma sempet merasa, "Gini ya kalau terbiasa bersama dan tiba-tiba harus mengubah jadwal. Rasanya ada yang sedikit hilang." Anyway, I'm okay now because I know that we have to make it through for him, for me, for both of us. Yeah, US :D
Jadinya, sekarang aku udah bisa menerima lah. Secara, semuanya demi masa depan yang insyaAllah akan lebih baik. Dan aku harus bisa mendukung dia, jadi kekuatannya, jadi orang yang ada dan bisa membantu di keadaan apapun. For it is the thing that I want, for us is going to live together (amen).
Aku hanya berharap dan berdoa kepada Tuhan, bahwa semua yang kami lalui ini adalah yang terbaik. Semua yang kami jalani adalah demi kebaikan kami. Semoga kami tetap diberikan kekuatan pun kesabaran untuk melaluinya dan pada akhirnya mampu mendapatkan hasil yang pantas.
Semangat meraih impian bagi kalian semua :*
Minggu, Juni 03, 2012
You Yourselves are the Biggest Enemy in Your Lives
Semalam aku menonton acara MasterChef Australia di salah satu stasiun TV swasta. Bagi yang belum tahu tentang acara ini, MasterChef adalah acara kompetisi masak untuk memperebutkan gelar MasterChef atau yang berarti gelar Koki ahli. Kalau sedang nggak ada jadwal (baca: kencan) malam Minggu atau bahkan Minggu malam, acara ini nggak akan terlewatkan. Yah, itung-itung sebagai hiburan ketika nggak ada pacar yang menemai. Jadi, buat kalian yang sekiranya jomblo atau yang baru ditolak commit to be single at the mean time, acara ini bisa jadi salah satu alternatif menghabiskan malam Minggu atau Minggu malam yang membosankan karena nggak ada pacar.
Anyhow, I will not talk much about the program or about my story when I do not have any dating schedule. What I would like to talk about is the quote that was taken by one of the judges. Mungkin banyak dari kalian yang udah pernah dengar atau membaca quote Sir Edmund Hillary, orang pertama yang sampai di puncak Mt. Everest. Quote itu berbunyi,
Bukan hanya itu, semua ketakutan, rasa ketidak-mampuan, maupun rasa malas (yang dianggap sebagai penyebab utama kegagalan) berasal dari dalam diri kita sendiri. Kitalah yang membuat ketakutan itu, kita juga yang membuat diri kita merasa tidak mampu, dan kita yang menumbuhkan rasa malas hingga akarnya menancap dalam dan akhirnya tumbuh kokoh. Semua itu berawal dari kita, bukan orang lain. Mungkin memang apa yang kita lakukan adalah hal yang teramat sulit, namun jika kita mau mencoba dan berusaha, belum tentu kita tidak bisa melakukan ataupun menyelesaikannya karena sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan, bukan?
Karena semua berawal dari kita, maka kitalah yang harus mengakhirinya. Mengakhiri rasa putus asa, mengakhiri rasa tidak mampu, tidak percaya diri, rasa takut yang berlebihan, dan semua hal negatif dalam diri kita. Dan mulailah memumupuk pikiran-pikiran positif bahwa kita bisa melalui semuanya, bahkan termasuk hal yang dianggap mustahil bagi orang lain atau yang dianggap tidak mungkin bisa kita lewati.
Ya, postingan ini sekedar mengingatkan kita semua untuk terus berjuang dan tak henti-hentinya melawan diri kita sendiri, menembus batas yang secara tidak sadar kita buat untuk diri kita, melakukan yang terbaik yang kita bisa, serta meraih hasil yang maksimal. Keep fighting and keep your chin up even after you fall deeply. :)
Anyhow, I will not talk much about the program or about my story when I do not have any dating schedule. What I would like to talk about is the quote that was taken by one of the judges. Mungkin banyak dari kalian yang udah pernah dengar atau membaca quote Sir Edmund Hillary, orang pertama yang sampai di puncak Mt. Everest. Quote itu berbunyi,
"It is not the mountain we conquer, but ourselves"Hanya satu kalimat tapi sarat akan makna? Sangatlah benar bahwa selama kita hidup di dunia, apapun yang kita lakukan pun yang kita perjuangkan adalah demi diri kita sendiri. Karena itu, musuh terbesar kita bukanlah orang lain yang berada di atas kita, namun justru diri kita sendiri. Karena diri kitalah yang paling tahu akan kebutuhan serta keinginan kita. Kita pula lah yang paling mengerti kelebihan dan keterbatasan yang kita miliki. Dan musuh yang begitu mengenal diri kita adalah musuh terbesar kita.
Bukan hanya itu, semua ketakutan, rasa ketidak-mampuan, maupun rasa malas (yang dianggap sebagai penyebab utama kegagalan) berasal dari dalam diri kita sendiri. Kitalah yang membuat ketakutan itu, kita juga yang membuat diri kita merasa tidak mampu, dan kita yang menumbuhkan rasa malas hingga akarnya menancap dalam dan akhirnya tumbuh kokoh. Semua itu berawal dari kita, bukan orang lain. Mungkin memang apa yang kita lakukan adalah hal yang teramat sulit, namun jika kita mau mencoba dan berusaha, belum tentu kita tidak bisa melakukan ataupun menyelesaikannya karena sulit bukan berarti tidak bisa dilakukan, bukan?
Karena semua berawal dari kita, maka kitalah yang harus mengakhirinya. Mengakhiri rasa putus asa, mengakhiri rasa tidak mampu, tidak percaya diri, rasa takut yang berlebihan, dan semua hal negatif dalam diri kita. Dan mulailah memumupuk pikiran-pikiran positif bahwa kita bisa melalui semuanya, bahkan termasuk hal yang dianggap mustahil bagi orang lain atau yang dianggap tidak mungkin bisa kita lewati.
Ya, postingan ini sekedar mengingatkan kita semua untuk terus berjuang dan tak henti-hentinya melawan diri kita sendiri, menembus batas yang secara tidak sadar kita buat untuk diri kita, melakukan yang terbaik yang kita bisa, serta meraih hasil yang maksimal. Keep fighting and keep your chin up even after you fall deeply. :)
Sabtu, Juni 02, 2012
Ritual Mantengin Nilai
Morning, guys..
How are you now? Doing great, eh? :)
Setelah dua kali posting hal yang berat (ini tumben-tumbenan banget aku posting bahan yang berat), sekarang saatnya mengembalikan blog ini seperti semula. Diisi dengan cerita hari-hari absurd, pengalaman-pengalaman yang nggak terlupakan (bagiku), cerita-cerita romansa (yang mungkin nggak menyentuh), dan buah pikiran yang terkadang nggak jelas ujung pangkalnya.
For your information, aku sekarang udah masuk masa liburan (lagi). Benar-benar nggak kerasa waktu bergulir begitu cepatnya sampai-sampai aku udah libur kuliah dan lebih mengagetkan lagi, udah masuk tingkat akhir dari kuliahku. Time flies, indeed (see previous post). Waktu liburan, kami semua (baca: mahasiswa di kampusku) punya ritual yang bisa dibilang asik-asik nyebelin. Mungkin ritual ini pernah kalian alami sih.Ritual ini aku sebut sebagai "waiting for good/bad grade". As the name suggests, di sini kami selalu dibuat deg-deg-an dan mau nggak mau harus online dan update terus soal nilai apa aja yang udah keluar di web siakad.
Mungkin kalian berpikir, "ah lebay ah, nungguin nilai aja sampe deg-deg-an segala, kayak mau diapain aja." Well, you may say so, tapi bagi kami (baca: mahasiswa yang setengah-setengah) ritual ini begitu menggemaskan. Secara, kami udah penasaran tingkat dewa sama nilai-nilai kami yang (takutnya) terjun bebas. Ini semua gara-gara berbagaikesenangan kegilaan yang kami lakukan di awal hingga tengah semester, apalagi di akhir semester yang akhirnya berujung, "wah, gak kerasa udah minggu akhir, aku nggak mudheng sama mata kuliahnya" dan jadilah SKS (sistem kebut semalam). Tapi sayangnya untungnya, bagi mahasiswa tingkat tua akhir seperti kami, lebih banyak tugas paper dibanding ujian tulis di dalam kelas. Jadi, masih lumayan lah, bisa ngarang dikit-dikit dan bisa procrastinating (teteup).
Tapi nampaknya bapak dan ibu dosen juga nggak semudah itu melepaskan kami dari ikatan belenggu tugas yang menggunung. Jadinya, beliau niat banget buat memberi tumpukan tugas yang nggak main-main jumlahnya dan well, tingkat kesulitannya. Dafuq is goin' on?. Ini sih ceritanya lepas dari mulutdosen buaya, masuk ke pelukan mulut singa. -__-"
Syukurlah, sekarang semua balada kesibukan bersama hujan badai bernama tugas dan ujian akhir semester udah berakhir. Dan it is now the time of that rites. Sampai sekarang, masih kurang 3 mata kuliah dari total 11 mata kuliah yang aku ambil yang nilainya masih belum pada keluar. Akan seperti apa IP saya semester ini? *jeng jeng jeng jeng* Nantikan up date-an berikutnya.
see ya :D
How are you now? Doing great, eh? :)
Setelah dua kali posting hal yang berat (ini tumben-tumbenan banget aku posting bahan yang berat), sekarang saatnya mengembalikan blog ini seperti semula. Diisi dengan cerita hari-hari absurd, pengalaman-pengalaman yang nggak terlupakan (bagiku), cerita-cerita romansa (yang mungkin nggak menyentuh), dan buah pikiran yang terkadang nggak jelas ujung pangkalnya.
For your information, aku sekarang udah masuk masa liburan (lagi). Benar-benar nggak kerasa waktu bergulir begitu cepatnya sampai-sampai aku udah libur kuliah dan lebih mengagetkan lagi, udah masuk tingkat akhir dari kuliahku. Time flies, indeed (see previous post). Waktu liburan, kami semua (baca: mahasiswa di kampusku) punya ritual yang bisa dibilang asik-asik nyebelin. Mungkin ritual ini pernah kalian alami sih.Ritual ini aku sebut sebagai "waiting for good/bad grade". As the name suggests, di sini kami selalu dibuat deg-deg-an dan mau nggak mau harus online dan update terus soal nilai apa aja yang udah keluar di web siakad.
Mungkin kalian berpikir, "ah lebay ah, nungguin nilai aja sampe deg-deg-an segala, kayak mau diapain aja." Well, you may say so, tapi bagi kami (baca: mahasiswa yang setengah-setengah) ritual ini begitu menggemaskan. Secara, kami udah penasaran tingkat dewa sama nilai-nilai kami yang (takutnya) terjun bebas. Ini semua gara-gara berbagai
Tapi nampaknya bapak dan ibu dosen juga nggak semudah itu melepaskan kami dari ikatan belenggu tugas yang menggunung. Jadinya, beliau niat banget buat memberi tumpukan tugas yang nggak main-main jumlahnya dan well, tingkat kesulitannya. Dafuq is goin' on?. Ini sih ceritanya lepas dari mulut
Syukurlah, sekarang semua balada kesibukan bersama hujan badai bernama tugas dan ujian akhir semester udah berakhir. Dan it is now the time of that rites. Sampai sekarang, masih kurang 3 mata kuliah dari total 11 mata kuliah yang aku ambil yang nilainya masih belum pada keluar. Akan seperti apa IP saya semester ini? *jeng jeng jeng jeng* Nantikan up date-an berikutnya.
see ya :D
Langganan:
Postingan (Atom)