Sayang, aku tahu kita kini bersama
aku bahagia,
sungguh
Aku telah menanti cukup lama
menantimu berjalan
kembali padaku
ke tempat aku menunggumu kala itu
Sayang, aku percaya kamu
Itu benar.
Telah kubuang jauh semua raguku
Ragu yang sempat menghantui
bagaikan bayangan yang selalu mengikuti
Aku sempat takut
tak pernah kupungkiri itu
Namun tidak saat ini.
Takut itu telah tersingkir
tergantikan oleh seuntai percaya yang hadir
Sayang, aku tahu
banyak cerita yang kau punya dulu
Ya, karena kau selalu mencariku kala itu
Meski kau sempat dengan dia,
gadis yang memberikan hatinya
Aku bahkan tahu ceritamu bersamanya.
Sayang, mungkin memang takut itu sudah hilang
namun entah kenapa aku masih merasakan ketidak-sukaan.
Sebut aku egois
pun mungkin sedikit apatis
Aku hanya tidak suka
Mungkin karena dia pernah "merebutmu" dariku
Mungkin karena dia pernah mengisi hatimu
Mungkin karena dia pernah menghiasi harimu
Mungkin....
Masih banyak mungkin-mungkin lain
menari dalam benakku, bermain-main
Bahkan mungkin karena melihatnya,
mendengar tentang dia,
mengetahui kisahnya,
seolah melihat bayanganku sendiri
dalam pantulan cermin.
Ya, mungkin
karena aku
terlalu mencintaimu
Lukaku (dulu) sama dengan lukanya
Aku hanya tidak suka
teringatkan akan masa itu
Tapi bagaimanapun,
kau telah mengucap janji untuk denganku kan,
Sayang?
Bisakah kupercaya itu?
Untuk itu,
aku akan menerimanya
sebagai bagian dari masa lalumu.
Karena bagaimanapun,
tanpa dia
kau mungkin tak pernah sampai pada tahap kisahmu,
pun beranjak dari masa lalumu
Sayang, aku akan mencoba
menerima kisahnya,
kisah dia
yang (pernah) mencintaimu (seperti aku di kala itu).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar