Belajar tentang bahasa tidak akan ada habisnya karena ia
dinamis dan mengikuti perkembangan manusia. Banyak kata-kata baru yang tercipta
untuk mengisyaratkan sesuatu. Banyak pula yang mengalami pergeseran makna.
Namun, samakah halnya jika sebuah kata disalah artikan? Tentu tidak.
Mungkin kalian pernah mendengarkan beberapa kata dalam
bahasa Indonesia yang secara ‘tidak sadar’ disalah artikan dan disalahgunakan. Atau
bahkan kalian pernah menggunakannya.
Pernahkah kalian mendengar kata GEMING?
Mengapa GEMING diartikan sebagai polah yang tidak pernah
diam. Mungkin karena bunyinya seperti DENTING yang menyebabkan sebuah getaran.
Padahal jika kita mau mengintip KBBI barang sebentar, arti GEMING berarti diam.
Tak perlu lagi menambahkan kata ‘tak’ pada kata GEMING.
Sering sekali kata ini disalah artikan dalam penggunaannya. Contohnya,
‘ia diam tak bergeming’. Diam tetapi
tidak diam. Sebuah paradoks yang sangat menarik yang menunjukkan betapa kita
tidak memahami bahasa kita sendiri.
Apa yang muncul dalam benak kalian ketika mendengar kata
ACUH?
‘Kau menolakku, acuhkan diriku’. Sepenggal lirik dari lagu
miliki band Indonesia yang cukup booming kala itu. Maksudnya di sini
menggunakan ACUH sebagai tidak memedulikan. Apa itu yang melintas di dalam
pikiran kalian? Sorry, you did it wrong. Arti ACUH sebenarnya adalah peduli
atau bahasa kerennya care. Ketika kalian
menggunakan kalimat ‘duh, si dia cuek banget. Acuh banget.’, berarti kalian
sudah membuat satu lagi kesalahan berbahasa. Did you?
Kira-kira apa arti dari SERONOK?
Ada sebuah larangan yang mengingatkan orang untuk selalu
berpakaian yang tidak SERONOK. Maksudnya mungkin menjaga pakaian agar enak
dilihat, rapi, dan tidak vulgar. Tapi sayangnya larangan tersebut sebenarnya malah
menyuruh kita untuk berpakaian yang tidak sedap dipandang mata.
Bagaimana bisa? Arti dari kata SERONOK sebenarnya adalah
menyenangkan dan enak dilihat. Jika ditambahkan kata ‘tidak’ akan berarti
negatif, yaitu ‘tidak enak dilihat’. Untungnya mayoritas orang berpikiran sama
sehingga penyalah-gunaan bahasa ini seolah tidak terjadi.
Cukup familierkah kalian dengan ajakan ‘ayo rubah kebiasaan buruk’?
RUBAH adalah seekor binatang yang mirip serigala atau dari
keluarga anjing dengan moncong yang cukup panjang. Sangat jauh berbeda dengan
UBAH yang berarti berbeda dari sebelumnya. DIRUBAH atau MERUBAH berarti
dijadikan (seperti) RUBAH atau menjadi (seperti) RUBAH. Lucu bukan? Not if you
make this mistake too. Yang benar adalah UBAH yang mendapat awalan di- menjadi
DIUBAH, atau UBAH dengan awalan me- yang menjadi MENGUBAH.
Jangan lagi mengatakan, 'Kebijakan ini harus dirubah' dalam sebuah forum. Or else, you will humiliate yourself.
Jangan lagi mengatakan, 'Kebijakan ini harus dirubah' dalam sebuah forum. Or else, you will humiliate yourself.
Sudah benarkah arti dari kalimat ‘Aku titip ABSEN’?
Banyak dari kalian yang mungkin tidak sadar telah menyalah
artikan kata ABSEN. Seringnya kalian berkata, ‘Aku titip ABSEN!’ kepada seorang
teman. Jangan marah kalau ternyata nama kalian dicoret atau kehadiran kalian
ditulis ABSEN karena arti dari ABSEN sendiri adalah tidak hadir.
Sekarang coba renungkan sejenak. Siapa di antara kalian yang
pernah melakukan penyalahgunaan kata di atas? Starting from now, be wise in
choosing your words because word matters.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar